Dengan luas wilayah yang begitu
besar, Indonesia merupakan Negara dengan tingkat peredaran uang yang amat
besar. Setiap hari lebih dari 1800 Triliun rupiah uang beredar di Indonesia
dengan begitu cepat. Peredaran uang tentu harus dikoordinasi dengan baik guna
menjaga stablitas perekonomian secara keseluruhan. Guna menjalankan
fungsi koordinasi terhadap peredaran uang, maka diperlukan adanya sebuah
lembaga Negara yang berperan sebagai otoritas moneter. Di Indonesia otoritas
moneter dipegang oleh Bank Indonesia.
Sebagai otoritas moneter, Bank
Indonesia bertanggung jawab penuh atas peredaran uang di Indonesia. Lebih dari
itu kestabilan nilai rupiah juga merupakan tanggung jawabnya sebagaimana
yang tertulis dalam Pasal 7 ayat 1 UU.No.3 Tahun 2004 yang menyatakan:
“Tujuan Bank
Indonesia adalah mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah”.
Bank Indonesia memiliki 4 instrumen
yang merupakan bagian dari kerangka bijakan moneter yang terdiri atas :
1. Fasilitas diskonto
Merupakan suatu tingkat suku bunga
yang mencerminkan perkembangan laju inflasi di Indonesia. Dalam transmisi
kebijakan moneter, Fasilitas diskonto merupakan instrument utama karena
memiliki dampak dan pengaruh yang bersifat sistemik terhadap perekonomia.
2. Giro Wajib Minimum
Merupakan instrument kebijakan
moneter yang bertujuan mengendalikan kemampuan pinjaman perbankan terhadap masyarakat.
Bila Giro Wajib Minimum dinaikan maka yang akan terjadi adalah kemampuan
perbankan dalam memberikan pinjaman kepada masyarakat dan dunia usaha akan
melemah. Begitu juga sebaliknya.
3. Operasi Pasar Terbuka
Merupakan instrument kebijakan moneter
yang berfungsi sebagai pengendali inflasi melalui penjualan dan pembelian surat
– surat berharga. Dengan penjualan terhadap surat – surat berharga maka uang
yang berlebih akan masuk ke dalam otoritas moneter dengan demikian inflasi
dapat dikendalikan.
4. Imbauan Moral
Imbauan moral merupakan kebijakan
moneter yang bersifat kualitatif, dimana dalam pelaksanaanya kebijakan moneter
ini merupakan peringatan atau saran dari dewan gubernur Bank Indonesia mengenai
tindakan – tindakan yang semestinya dilakukan oleh pasar agar stabilitas
perekonomian tidak terganggu.
Dalam upaya menjaga kestabilan
moneter dan stabilitas sistem keuangan akibat peredaran uang , maka setidaknya
ada 3 langkah strategis yang dapat ditempuh oleh Bank Indonesia . Ketiga langkah
tersebut meliputi:
1)
Pengendalian inflasi
Pengendalian inflasi melalui
fasilitas diskonto merupakan suatu langkah yang utama dalam pengendalian
inflasi. Bahwa pengendalian inflasi melalui fasilitas diskonto merupakan suatu
langkah yang bersifat sistemik bagi perekonomian Indonesia secara keseluruhan.
Fasilitas diskonto dikatakan
berdampak sistemik karena dapat mempengaruhi konsumsi, investasi, ekspor –
impor, PDB, dan selanjutnya adalah pertumbuhan ekonomi. Fasilitas diskonto yang
ditetapkan oleh Bank Indonesia yang biasa disebut BI rate, akan mempengaruhi
perekonomian melalui 5 jalur transmisi diantaranya: jalur suku bunga deposito,
jalur kredit, jalur harga asset, jalur nilai tukar,dan jalur ekspektasi
inflasi.
Melalui jalur suku bunga deposito dan kredit , Bank Indonesia ingin
mengendalikan jumlah uang yang beredar di masyarakat. Apabila jumlah uang
beredar dirasa terlalu banyak beredar, maka Bank Indonesia akan menempuh
kebijakan moneter kontraktif yang bertujuan mengerem peredaran uang beredar.
Kebijakan moneter kontraktif diimplementasikan dengan jalan meningkatkan
tingkat suku bunga. Dengan meningkatnya suku bunga, maka hasrat masyarakat
untuk melakukan konsumsi akan menurun, Sebab dalam keadaan ini, masyarakat
lebih memilih menabung karena dirasa menguntungkan. Sementara bagi perbankan,
akan mengalami pelemahan kemampuan memberikan pinjaman. Dampak – dampak
tersebut akan menyebabkan peredaran uang melambat karena peredaran uang umumnya
masuk ke dalam deposito. Dalam jangka waktu kurang dari satu tahun umumnya
kondisi ini akan menjinakan inflasi.
Melalui jalur nilai tukar, Bank Indonesia ingin mengembalikan nilai tukar rupiah
terhadap mata uang asing ke posisi yang stabil. Langkah ini dilakukan guna
menjaga agar kinerja eskpor dan impor tetap membaik dan pertumbuhan ekonomi
tetap tumbuh. Kembali menggunakan kasus apabila Bank Indonesia menaikan suku
bunganya. Kenaikan suku bunga dengan asumsi tidak diikuti oleh kenaikan suku
bunga di Negara lain khususnya Amerika Serikat, akan menyebabkan terjadinya kenaikan
selisih tingkat suku bunga. Keadaan ini akan membuat investor asing akan
menanamkan modalnya pada instrument – instrument di pasar uang seperti: SBI.
Kondisi ini akan memberikan tingkat pengembalian yang lebih tinggi bagi
investor. Sementara dari sisi kinerja ekspor dan impor dengan banyaknya
investor yang meminta rupiah, atau dengan kata lain meningkatnya permintaan
terhadap rupiah, akan membuat rupiah terapresiasi. Kondisi ini akan mendorong
pertumbuhan impor. Pertumbuhan impor yang kemudian diikuti dengan melemahnya
ekspor akan membuat pertumbuhan ekonomi melambat. Kondisi ini merupakan
cerminan bahwa tingkat inflasi mulai dapat dikendalikan.
Melalui jalur harga asset, kenaikan suku bunga akan menurunkan harga aset
seperti saham dan obligasi sehingga mengurangi kekayaan individu dan perusahaan
yang pada gilirannya mengurangi kemampuan mereka untuk melakukan kegiatan
ekonomi seperti konsumsi dan investasi.
Dan melalui jalur ekspektasi inflasi, Bank Indonesia ingin memberikan
prospek yang baik bagi para pelaku ekonomi bahwa perekonomian masih akan
tetap tumbuh dan berkembang. Caranya adalah dengan menunjukan bahwa trend
perekonomian cenderung meningkat. Melalui trend tersebutlah, maka inflasi dapat
dikendalikan.
Fasilitas diskoton, merupakan upaya
untuk menjaga stabilitas kebijakan moneter, sementara untuk menjaga stabilitas
keuangan, Bank Indonesia perlu melakukan dan mengefektifkan pengawasan dan
kinerja terhadap perbankan dan menjaga kelancaran sistem pembayaran.
2)
Menjaga Kelancaran Sistem Pembayaran
Melalui sistem pembayaran, Bank
Indonesia berupaya menjaga kelancaran aktivitas perekonomian. Kita semua tentu
tahu bahwa dalam perekonomian yang modern, tidak ada satupun yang dapat
terlepas dari uang dan alat pembayaran sejenis lainnya. Guna menjaga kelancaran
sistem pembayaran, Bank Indonesia dapat memusnahkan peredaran uang dari
masyarakat guna mengerem inflasi yang terjadi. Lebih dari itu Bank Indonesia
perlu menjamin keamanan dalam penggunaan alat pembayaran. Langkah tersebut
dapat tercapai apabila adanya monitoring yang baik pada Bank Indonesia.
3)
Mengefektifkan Pengawasan dan Kinerja
Perbankan
Sementara pengawasan terhadap sistem
perbankan ditujukan dalam rangka mendukung upaya Bank Indonesia untuk menjaga
kelancaran sistem pembayaran. Lebih dari itu pengawasan terhadap perbankan juga
ditujukan sebagai upaya untuk meningkatkan efektifitas kebijakan moneter dalam
mempengaruhi pertumbuhan ekonomi dan inflasi.
Dalam menjalankan fungsi pengawasan
terhadap perbankan, maka Bank Indonesia dapat melakukan langkah – langkah yang
meliputi:
1. Memberikan dan mencabut izin atas kelembagaan dan kegiatan usaha
tertentu dari Bank.
2. Menetapkan
peraturan di bidang perbankan
3. Melakukan
pengawasan secara langsung dan tidak langsung
4. Menetapkan
sanksi terhadap bank.
Keempat hal tersebut merupakan satu
kesatuan dalam mendukung terciptanya sistem perbankan yang sehat, kuat, dan
efisien. Guna mendukung hal tersebut, maka langkah utama yang diperlukan adalah
integritas dari pengelola Bank dalam mematuhi rambu – rambu lalu lintas moneter
yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia. Disisi lain yang menjadi kunci dari
itu semua adalah pengawasan perbankan. Pengawasan perbankan diperlukan
guna menghindari munculnya praktek – praktek yang dapat mengganggu stabilitas
sistem keuangan. Di sisi lain pengawasan perbankan adalah bertujuan guna
memastikan kelayakan sebuah bank dalam beroperasi. Apabila dinilai tidak
memenuhi kelayakan maka Bank Indonesia dengan kewenangannya dapat mencabut izin
dari perbankan tersebut.
FAKTOR UTAMA
PENYEBAB PERDAGANGAN INTERNASIONAL
Tiap negara
ingin agar penduduknya makmur dan sejahtera. Untuk itu, segala sumber daya yang
dimiliki dikerahkan untuk menghasilkan berbagai macam barang dan jasa. Produksi
untuk berbagai jenis komoditas tertentu mungkin berlebih (surplus),
tetapi untuk komoditas lainnya mungkin kurang (minus), atau tidak ada sama.
Kelebihan produksi atas kebutuhan dalam negeri dijual atau diekspor ke luar
negeri, sedang kekurangannya didatangkan atau diimpor dari luar negeri. Adanya
kelebihan dan kekurangan produksi inilah yang mendorong timbulnya perdagangan
internasional. Selain untuk menjual kelebihan produksi, perdagangan
internasional diperlukan untuk mengimpor kekurangan produksi.
Faktor utama penyebab dari perdagangan internasional:
Faktor utama penyebab dari perdagangan internasional:
Sumber
daya manusia,
Menurut saya
sendiri, penyebab utama dari perdagangan internasional ini adalah karna
kurangnya sumber daya manusia di indonesia yang kurang terampil. Dimana
kebanyakan di indonesia memiliki banyak sumber daya manusia akan tetapi tidak
banyak dari sumber daya manusia tersebut mempunyai kapabilitas dalam suatu
bidang untuk mengerjakan suatu proses industri. Sedangkan, dikebanyakan negara
maju diluar sana mereka tidak terlalu memiliki SDM yang relatif banyak tetapi
mereka mempunyai SDM yang ahli sehingga bisa menggerakan industri dengan mudah,
ketika SDM sudah ahli dengan bidangnya maka pembuatan biaya produksi dapat
ditekan seminim mungkin dengan menggunakan teknologi canggih dan SDM
tersebutlah yang menjadi operator teknologi tersebut jadi bisa menekan biaya
produksi. Jika saja indonesia bisa menumbuhkan SDM yang profesional maka bisa
saja industri indonesia bisa dikuasi oleh rakyatnya sendiri tanpa harus
mengimport tenaga kerja atau barang jadi dari luar sendiri.
CIRI KEBERHASILAN SUATU NEGARA
1) Pendapatan Per Kapita Ekonomi
Salah satu kriteria pengukuran kemajuan suatu negara adalah pendapatan per
kapita. Besarnya pendapatan per kapita menjadi indikasi kondisi perekonomian
suatu negara. Hal ini berarti, pendapatan per kapita yang tinggi menunjukkan
kondisi ekonomi yang baik.
2) Tingkat Pertumbuhan Ekonomi
Tingkat pertumbuhan ekonomi menjadi salah satu indikator kemajuan suatu
negara. Negara maju pada umumnya mempunyai pertumbuhan ekonomi yang pesat
hingga pada suatu masa mencapai kestabilan. Pada saat kestabilan tercapai,
negara-negara maju mulai melirik negara-negara berkembang untuk menanamkan
investasi. Pada saat itulah pertumbuhan ekonomi wilayah berkembang mulai
terdongkrak.
Kestabilan pertumbuhan ekonomi yang dialami negara-negara maju sangat
ditunjang oleh faktor ekonomi dan nonekonomi. Faktor ekonomi antara lain sumber
daya alam, sumber daya manusia, modal, usaha, dan teknologi. Sedangkan faktor
nonekonomi yaitu kestabilan keamanan, politik, tunjangan lembaga sosial,
pemerintahan yang jujur, serta nilai-nilai moral bangsa yang mendukung.
3) Kegiatan Perekonomian Utama
Kegiatan perekonomian menjadi salah satu indikator untuk mengukur tingkat
kemajuan suatu negara. Sektor perekonomian di negara maju pada umumnya bergerak
di sektor industry dan jasa.
4) Pemanfaatan Sumber Daya Alam
Banyaknya sumber daya alam di suatu negara tidak menentukan apakah negara
itu maju atau tidak. Namun, sumber daya alam menjadi modal yang penting bagi
pembangunan dan kesejahteraan manusia.
5) Pertumbuhan Penduduk
Laju pertumbuhan penduduk yang tinggi menjadi salah satu ciri yang dimiliki
oleh hampir semua negara berkembang. Mengapa hal ini bisa terjadi? Bagaimana
menurutmu? Kita lihat saja negara kita Indonesia yang merupakan salah satu
negara berkembang. Di negara kita, pernah tertanam mitos banyak anak banyak
rezeki. Mitos ini masih dipercaya oleh beberapa kalangan masyarakat di
Indonesia. Tingkat usia perkawinan juga memengaruhi laju pertambahan penduduk.
0 komentar:
Posting Komentar